Pelayaran

Pelayaran

Kata ibu

Pergilah berlayar ke lautan luas

Rentaslah gelora biarpun besar

Biarpun taufan membadai kauharus gagahi jua

Hujan dan petir di tengah lautan; jangan mengalah

Buatlah persiapan untuk ke destinasi yang kauinginkan

Rupanya pelayaran itu sudah sampai ke pelabuhan terakhir

Apa yang ada di dalam bahtera hampir kehabisan

Bahtera yang berlayar ini

Akan sampai ke destinasinya

Meskipun bahtera ini sudah lama belayar

Namun nakhodanya cekap di samudera

Berani menongkah arus yang mengganas

Pandai mengemudikan bahteranya saat taufan membadai

Pandai mengembangkan layar saat angin kehabisan di samudera

Pengalaman ini

Akan kita rangkumkan

Untuk membina bahtera yang lebih besar

Bukan hanya sekadar untuk berlayar

Tetapi menakluk tanah yang dilayari

Tiada yang mustahil

Andai anak kapal sehayun selangkah

Menjaga bahtera ini seDaerah Pengalaman Kehidupan

Selamat tinggal sahabatku

Hamba tinggalkan kalian di daerah ini

Berilah masa untukku  melepaskan lelah

Hamba sudah lama memerah keringat di tanah ini

Baru terasa kepenatan yang kusedut

Menguruskan karenah anak bunga bangsa

Sahabat,

Pernah setiap  inci  tanah ini adalah jejakku

Pohon-pohon rimbun hidup juga dari nafasku

Langit bersama  awan adalah saksi bahawa aku pernah hidup di ruangnya

Di sini tempat kumenabur budi

Di sini tempat kumencari segenggam rezeki

Di sini tempat menyambung kehidupan

Selamat tinggal semuanya

Selamat tinggal langit yang memayungku

Selamat tinggal tanah tempat kuberpijak

Selamat tinggal bunga-bunga mewangi

Selamat tinggal anak bunga bangsa

Selamat tinggal penyambung warisan pejuang

Selamat tinggal semuanya

Rindu padamu biar kubawa pergi

Air mata yang mengalir ini

Sebuah catatan kecil bahawa

Perpisahan itu amat menakutkan tetapi

Itu adalah secebisan nostalgia nafas kehidupan

Sahabat,

Daerah ini menyimpan memori indah

Daerah ini juga menyimpan memori kesedihan

Air mata ini adalah saksi keindahan dan kepiluan

Pernah bersebati bersamamu

Bersama kalian hidup ini amat bermakna

Kutinggalkan dahulu bersama air mata mengalir

Bila kurindu kusendiri menyebut namamu

Tidak mengapa sahabat,

Ini adalah sekelumit wajah kehidupan

Selagi kita menyedut nafas yang bernadi

Inilah  sebuah pelangi  kehidupan

Inilah warna-warna keindahan ujian

Keindahan bersama kalian baru sekejap rasanya

Bila kurindu

Tentu wajahmu  berada di mataku

Kini  tiba masanya

Untukku menguruskan karenah

Keluargaku sendiri

Setelah sekian lama seakan

Membiarkan mereka keseorangan

Sahabat tercinta,

Teruskan perjuanganmu tanpa beralah

Tekadkan azam menyala

Membangun anak bunga  bangsa

Bukan mudah sahabat

Untuk kita membangun minda anak bangsa

Biarpun payah

Biarpun bertatih semangat itu mesti kaunyalakan

Kesabaran dan keazaman

di sini kompas tempat berpegang

Biar bersebati di tulang putihmu